mitos belalang masuk rumah

    Release time:2024-10-06 20:18:53    source:bet kaisar88   

mitos belalang masuk rumah,naga gg slot,mitos belalang masuk rumah

JPNN.com » Ekonomi » Bisnis » Tepis Isu Miring, Otorita Sebut Lahan IKN Diperebutkan Investor

Tepis Isu Miring, Otorita Sebut Lahan IKN Diperebutkan Investor

Kamis, 13 Juni 2024 – 10:14 WIB Tepis Isu Miring, Otorita Sebut Lahan IKN Diperebutkan InvestorFacebook JPNN.comTwitter JPNN.comPinterest JPNN.comLinkedIn JPNN.comWhatsapp JPNN.comTelegram JPNN.comTenaga Ahli Pimpinan Bidang Pengembangan Kawasan Ekonomi Regional dan Daerah Mitra Otorita IKN Rusmin Lawin (kemeja biru muda). Foto: dokumentasi Otorita IKN

jpnn.com - Tenaga Ahli Pimpinan Bidang Pengembangan Kawasan Ekonomi Regional dan Daerah Mitra Otorita IKN Rusmin Lawin menepis rumor yang menyebut IKN kurang diminati kalangan pemodal.

Menurut Rusimin, pihaknya justru tengah kewalahan lantaran banyak investor yang melirik lahan di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) IKN. Sementara, lahan yang dialokasikan terbatas.

“Di KIPP tersedia 25 persen dari 6.000 hektare, lahan terbatas. Kalau mau beli, kesempatannya sekarang. Presiden Jokowi sudah sampaikan, Nusantara adalah masa depan investasi Indonesia,” ucap Rusmin dalam keterangannya, Rabu (12/6).

Baca Juga:
  • Investor Asing di IKN Nihil, Mahfud MD: Cari Terus, Mas Bahlil

Menurut dia, hingga saat ini, Badan Otorita IKN telah menerima 416 surat minat investasi atau Letter of Intent (LoI) dari investor lokal maupun asing menjelang peringatan Hari Ulang Tahun ke-79 Republik Indonesia pada 17 Agustus 2024.

Jumlah ini naik dari akhir Januari kemarin yang baru mencapai 369 LoI.

Wakil Ketua Umum DPP Real Estate Indonesia ini bilang dari ratusan LoI yang masuk ke Otorita IKN tersebut, banyak investor yang juga anggota REI. Namun, investor asing juga cukup banyak.

Baca Juga:
  • Hadapi Pilkada dan Pemindahan IKN, Brigjen TNI Anggara Sitompul Pantau Kesiapan Prajurit

“Dari anggota kita ada Agung Sedayu Group, Pakuwon Group, Qubika Hotel, dan ada juga grup restoran-restoran. Lalu masuk lagi dari Malaysia, China, Eropa, AS, dan Timur Tengah,” tuturnya.

Dulu, ujarnya, banyak investor enggan masuk ke IKN karena menganggap struktur organisasi proyek belum jelas. Namun saat ini, semua sudah berbeda.