gbowin link

    Release time:2024-10-09 00:47:58    source:pantun pendidikan 4 baris   

gbowin link,ningrat4d login,gbowin link

JPNN.com » Internasional » Eropa » Kelakuan Menjijikkan di Balik Penangkapan Pendiri Wikileaks

Kelakuan Menjijikkan di Balik Penangkapan Pendiri Wikileaks

Senin, 15 April 2019 – 10:28 WIB Kelakuan Menjijikkan di Balik Penangkapan Pendiri WikileaksFacebook JPNN.comTwitter JPNN.comPinterest JPNN.comLinkedIn JPNN.comWhatsapp JPNN.comTelegram JPNN.comPendiri Wikileaks Julian Assange diseret keluar Kedutaan Besar Ekuador di London. Foto: Ruptly

jpnn.com, LONDON - Penjemputan paksa pendiri Wikileaks Julian Assange dari Kedutaan Besar (Kedubes) Ekuador di London, Inggris, pekan lalu mengakhiri pelariannya selama tujuh tahun.

Menurut New York Post, pemerintah Ekuador sudah mengeluarkan dana USD 6,5 juta (Rp 917 miliar) untuk keperluan Assange di gedung diplomatik mereka.

Sebagian besar dana tersebut dianggarkan untuk keperluan keamanan. Namun, kebutuhan sehari-hari seperti obat, makanan, dan ongkos mencuci juga masuk perhitungan. 

Baca Juga:
  • Dokumen Rahasia Sebut Luhut & Sandiaga Ikut Misi ke Israel

BACA JUGA: Diberitakan dalam Wikileaks, SBY Meradang

Pencari suaka 47 tahun itu dikabarkan sering berbuat hal yang tidak menyenangkan saat tinggal di kedubes. Presiden Ekuador Lenin Moreno mengungkapkan bahwa Assange pernah mengoleskan feses ke tembok gedung kedutaan.

Namun, kubu Assange membantahnya. ''Kabar itu tidak benar,'' tegas Jennifer Robinson, pengacara pribadi Assange, kepada Agence France-Presse (AFP).

Baca Juga:
  • Kabar Terbaru Nasib Pendiri Wikileaks Julian Assange Bisa Ditemukan di Sini
  • Wuiiihh..CIA Sadap lewat Smart TV dan Smartphone

Hubungan Ekuador dengan kubu Assange terus menegang. Sejak dilantik pada 2017, Presiden Moreno Lenin ingin mencairkan hubungan dengan AS. Saat itu masalah Assange di kedubes mulai muncul. Sejak itu, Pemerintah Ekuador pun mendapat beberapa ancaman. (bil/c14/sof)


Berita Selanjutnya: Dokumen Rahasia Sebut Prabowo Punya Pacar di Thailand