www.arwanatoto

    Release time:2024-10-06 15:31:15    source:buku mimpi 13   

www.arwanatoto,nomor togel ambulan,www.arwanatoto

JPNN.com » Politik » Parpol » Hasto: Kudatuli Mengajarkan Bahwa Kekuatan Arus Bawah Tidak Bisa Dibungkam

Hasto: Kudatuli Mengajarkan Bahwa Kekuatan Arus Bawah Tidak Bisa Dibungkam

Sabtu, 27 Juli 2024 – 17:34 WIB Hasto: Kudatuli Mengajarkan Bahwa Kekuatan Arus Bawah Tidak Bisa DibungkamFacebook JPNN.comTwitter JPNN.comPinterest JPNN.comLinkedIn JPNN.comWhatsapp JPNN.comTelegram JPNN.comSekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto di Jakarta Pusat, Sabtu (27/7). Foto: Dok. DPP PDIP

jpnn.com, JAKARTA - Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menyebut peristiwa 27 Juli 1996 atau Kudatuli mengajarkan tentang kekuasaan otoriter tidak bisa membungkam suara rakyat.

Dia mengatakan hal tersebut saat pidato dalam acara peringatan 28 tahun peristiwa penyerbuan kantor PDI 27 Juli 1996 atau Kudatuli di kantor DPP PDI Perjuangan, Jalan Diponegoro 58, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (27/7).

"Percayalah bahwa kekuasaan, setebal apa pun tembok kekuasaan itu dibangun, Kudatuli mengajarkan, kekuatan arus bawah tidak bisa dibungkam," kata Hasto.

Baca Juga:
  • Beredar Foto La Nyalla Bertemu Hasto, Pengamat: Parpol Tak Berhak Intervensi Pemilihan Pimpinan DPD

Alumnus Universitas Pertahanan (Unhan) itu menilai Kudatuli mengajarkan semua tentang makna sejati kekuasaan yakni dari dan untuk rakyat.

"Oleh karena itu, koreografi kebudayaan tadi sengaja ditampilkan karena bagi kita adalah bangsa yang berkebudayaan tinggi," ungkapnya.

Sastrawan Amien Kamil dan putra Widji Thukul, Fajer Merah menjadi tokoh yang ikut memperingati peristiwa Kudatuli di kantor PDI Perjuangan.

Baca Juga:
  • Memperingati Kudatuli, PDIP Bersama Korban Rezim Otoriter Tabur Bunga di Kantor Partai

Hasto menyebutkan puisi yang dibacakan Amien Kamil membuat hati politikus PDI Perjuangan Ribka Tjiptaning ikut bergetar.

Mbak Ning sapaan akrab Ribka Tjiptaning bersama beberapa elite PDI Perjuangan seperti Ganjar Pranowo, Eriko Sotarduga, Yasona Laoly, Wiryanti Sukamdani, dan Yoseph Aryo Adhie hadir di lokasi.