erek erek anjing 3d

    Release time:2024-10-08 14:06:50    source:dompet 2d togel   

erek erek anjing 3d,sparta88 login,erek erek anjing 3dJakarta, CNN Indonesia--

Sineas Indonesia Ifa Isfansyah menilai pengarsipan masih jadi pekerjaan rumah paling besar industri film Indonesia. Menurutnya, itu jadi masalah karena pengarsipan film lokal tak dikelola dengan baik sejak era awal industri film.

Padahal, Ifa meyakini pengarsipan begitu penting agar karya film tetap dapat diakses dengan mudah hingga bertahun-tahun mendatang.

Lihat Juga :
Kemendikbudristek Beber Alasan Kerja Sama dengan Busan Film Festival

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sutradara sekaligus produser itu lantas menjelaskan masalah pengarsipan tersebut terbukti saat kesulitan untuk menyaksikan film-film klasik Indonesia, atau tontonan yang dirilis pada awal industri.

[Gambas:Video CNN]



Namun, Ifa tidak menampik pekerjaan rumah itu bukan hal mudah untuk diselesaikan. Pengarsipan yang apik membutuhkan dana yang besar hingga kolaborasi dengan berbagai pihak terkait.

"Sekarang kita mencari film-film awal Indonesia juga susah sekali. Ini juga memang bukan PR yang simpel," ujar Ifa.

"Ini pekerjaan rumah semua dan membutuhkan dana yang besar, pekerjaan yang besar, tetapi rasanya memang penting," sambungnya.

Meski begitu, Ifa menilai sesungguhnya industri film Indonesia sekarang berada dalam kondisi yang ideal jika dibandingkan tahun-tahun terdahulu.

Lanjut ke sebelah...

Perkembangan industri itu melaju ke arah yang positif hingga mencapai titik ideal seperti sekarang. Ifa yang telah aktif di industri sinema puluhan tahun bahkan mengaku belum pernah merasakan situasi seperti sekarang.

"Kalau dari pengalaman saya selama puluhan tahun ada di industri film Indonesia, saya bisa bilang di titik ini kondisinya saya merasa paling ideal dalam konteks perkembangannya," ujar Ifa Isfansyah. "Saya belum pernah merasakan situasi yang, paling tidak, seperti ini."

Lihat Juga :
LSF Beber Alasan Film Kiblat Belum Lulus Sensor

Ifa kemudian menjelaskan ada beberapa indikator yang menjadi bukti bahwa industri film di Indonesia paling ideal dibanding tahun-tahun sebelumnya.

Ia membagi indikator itu menjadi empat elemen, yakni pembuat film, pemerintah, media atau kritikus, hingga penonton. Keempat elemen itu dinilai aktif memberi kontribusi bagi industri secara positif.

Menurut Ifa, elemen-elemen tersebut juga memiliki visi yang sama sehingga memberikan manfaat besar bagi industri film secara umum.

Pilihan Redaksi
  • Agak Laen Tayang di 13 Bioskop Amerika Serikat pada 22 Maret
  • Agak Laen Tembus 9 Juta Penonton, Tinggal Beda 1 Juta dari KKN

"Di titik ini, rasanya empat elemen itu berjalan paling satu visi," ujar Ifa Isfansyah.

"Sekarang ini situasi dan relasi pemerintah dengan film festival lagi enak, penonton juga lagi ramai datang, dan banyak sekali platform distribusi," pungkasnya.

Ifa Isfansyah dikenal sebagai penulis, sutradara, dan produser yang telah aktif di industri selama puluhan tahun. Ia melakoni debut film panjang lewat Garuda di Dadaku (2009).

Ifa kemudian menggarap Sang Penari (2011), Pendekar Tongkat Emas (2014), Catatan Dodol Calon Dokter (2016), hingga Losmen Bu Broto (2021).

Ifa Isfansyah juga menjadi founder festival film Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF) yang telah berjalan sejak 2006. Festival itu pun akan menginjak gelaran ke-19 pada November 2024.